Senin, 30 Mei 2011

PRESTASI OLIMPIADE FISIKA

Alhamdulillah selama 3 tahun berturut-turut MTs Al-Mukhtariyah berhasil mengirimkan siswanya ke ajang kompetisi Olimpiade Fisika Masdrasah Tsanawiyah Tingkat Provinsi Jawa Barat (2009-2010-2011). Pertama kali yang berhasil lolos ke tingkat provinsi ialah siswi bernama Nurhasanah (2009) ia berhasil menjadi juara terbaik pertama tingkat kabupaten Bandung yang dulu masih menginduk ke kabupaten Bandung, sekarang Nurhasanah telah melanjutkan studinya ke salah satu Madrasah Aliyah terkenal di Kota Cimahi.
Kemudian selanjutnya dilanjutkan oleh sepak terjang Siti Latifah (2010) seorang siswi mutiTalent yang kini sedang menunggu kelulusan dari MTs Al-Mukhtariyah, Siti Latifah mampu menembus babak final pada tingkat Provinsi dan memperoleh peringkat 6 terbaik pada saat itu.

Puncaknya kemarin tanggal 27-28 Mei 2011, telah berlangsung Kompetisi Olimpiade Fisika Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lembang, KBB. Yang menjadi utusan adalah seorang siswi kelas 8 bernama Siti Nurazizah. Pelatihan yang telah dijalani begitu panjang hampir 1 semester Siti Nurazizah bersama satu rekannya yaitu Dian Siti Solihah digodok dalam pelatihan olimpiade oleh guru-guru yang terbaik di bidangnya khususnya Fisika (Nurzaman & Ruba Nurzaman).

Pelatihan yang memakan waktu cukup lama tersebut menghasilkan hasil yang begitu memuaskan, meskipun salah satu dari peserta pelatihan harus mundur di tingkat Kabupaten. Di tahap pertama yaitu tingkat KKM Cikalong, kedua peserta dari MTs Al-Mukhtariyah berhasil menyabet peringkat I dan II sehingga keduanya berhak mengikuti putaran selanjutnya di tingkat Kabuaten.

Di Tingkat Kabupaten Bandung Barat (7 Mei 2011) kedua peserta telah berusaha maksimal, yang akhirnya Siti Nurazizah mampu tampil sebagai juara terbaik 1, namun rekan satu tim Dian tidak dapat melanjutkan perjuangan.

Di tingkat Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan di lembang pada tanggal 27-28 Mei 2011, Siti Nurazizah tampil sangat mengesankan. Dia dapat melampaui yang ditargetkan oleh pembimbing, Lolos kebabak final. Ada dua tahap yang harus dilalui di tingkat Provinsi, yaitu babak penyisihan dan Babak Final. Di babak penyisihan peserta diuji dengan 2 ujian, yaitu ujian tulis dan ujian praktikum. Pada babak penyisihan akan tersaring 5 peserta, yang Alhamdulillah Siti Nurazizah termasuk di dalamnya. Pada babak final peserta akan diuji kemampuan menerapkan konsep-konsep fisika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari melalui Presentasi. Babak ini dirasakan babak yang paling berat, selain peserta harus mempresentasikan tema yang diajukan oleh Juri, juga harus menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari juri. Namun Alhamdulillah Siti Nurazizah berhasil melalui ujian tersebut dan memperoleh peringkat ke-3 terbaik di babak Final, serta berhak menerima trofi dan medali perunggu.

Suatu prestasi yang sangat mengagumkan, dari 26 Kota-kabupaten Siti Nurazizah dapat tampil sebagai juara ke-3, didampingi oleh rekan satu kabupaten lainnya yaitu seorang siswi dari MTs Firdaus Cipatat yang juga meraih peringkat ke-3 terbaik tingkat provinsi pada bidang PAI.

Selanjutnya, Olimpiade Fisika tahun depan telah menanti, selain bidang fisika ada dua bidang lain yang menanti yaitu Matematika dan Fisika. Program Pembinaan untuk tahun depan akan segera berlangsung. Tinggal menunggu kesiapan semua pihak yang akan senantiasa siap memeberikan segala upaya untuk mensukseskan salah satu misi penting ini, untuk Memajukan dan Mengharumkah nama Madrasah kita tercinta ini MTs Al-Mukhtariyah Rajamandala.

Sampai Jumpa di Kompetisi Olimpiade Tahun depan (2012)....

Senin, 02 Mei 2011

Tentukan Arah Kiblat Anda Sekarang.

Dengan menggunakan aplikasi qiblalocator berikut dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat dimanapun, dan kapanpun.
Anda hanya tinggal menggeser peta ke tempat dimana anda berada. Kemudian garis merah merupakan penunjuk arah kiblat. Keakuratan aplikasi ini sudah teruji, sesuai dengan rumus segitiga bola, dan sesuai dengan pola bayangan matahari pada saat-saat istimewa.

Cara Mudah Menentukan Arah Kiblat

Penentuan arah kiblat adalah pengetahuan paling dasar yang diberikan pada kuliah ilmu falak. Pemahaman tentang bumi yang berbentu bola dan penentuan arah di permukaan bumi dengan menggunakan segitiga bola selalu diaplikasikan pada penentuan arah kiblat. Ilmu falak sebagai bagian astronomi termasuk ilmu tertua yang dikembangkan para ilmuwan Muslim dahulu awalnya untuk keperluan ibadah. Penentuan arah dan waktu menjadi perhatian ilmu falak, karenanya sangat berperan dalam memahami dalil syar’i terkait dengan arah dan waktu.

Awalnya cara menghitung arah kiblat dianggap rumit, karenanya hanya ahli falak yang dapat melakukannya. Tetapi kini, dengan berkembangkan komputer dan bahasa pemrograman, hitungan tersebut mudah dibuat dalam bentuk program aplikasi sehingga setiap orang dapat menghitung arah kiblat. Tinggal diajarkan cara menentukan arah sekian derajat itu menggunakan kompas atau bayangan matahari. Adanya GPS untuk menentukan koordinat tempat dan berfungsi pula sebagai kompas makin memberikan kemudahan
Ahli falak memberikan alternatif lain yang paling mudah. Kalau di Masjidil Haram ada menara sangat tinggi dengan lampu sangat terang di puncaknya sehingga semua orang di banyak negara bisa melihatnya, maka kita akan sangat mudah menentukan arah kiblat. Cukup dengan melihat lampu di atas Masjidil Haram itu. Nah, ahli falak mengetahui ada lampu alami yang sangat terang yang pada saat-saat tertentu tepat berada di atas MAkkah, sekitar Masjidil Haram. Itulah matahari.

Pada sekitar tanggal 28 Mei dan sekitar 15/16 Juli tiap tahunnya pada saat tengah hari di Mekkah, matahari tepat berada di atas kepala. Pada saat itulah orang di Makkah tidak melihat bayangan mereka sendiri karena matahari tegak lurus di atas mereka. Tetapi di tempat lain di dunia yang bisa melihat matahari itu, ada bayangan benda yang bisa dijadikan pemandu arah kiblat.

Saat itulah seolah kita sedang melihat lampu sangat terang di atas Masjidil Haram dan garis bayangan kita menjadi petunjuk arah Masjidil Haram. Maka, berdasarkan dalil syar’i, hadapkanlah wajah kita saat shalat ke arah itu. Itulah arah kiblat. Sangat-sangat mudah. Tinggal lihat matahari dan bayangan sekitar pukul 16.18 WIB (28 Mei) atau 16.27 WIB (15/16 Juli).

Kalau kita ingin melaksanakan dalil syar'i QS 2:144, itulah saat yang paling tepat. Tak perlu rumus perhitungan segitiga bola. Tak perlu komputer. Tak perlu kompas. Cukup melihat matahari, kita saat itu menghadap ke arah Masjidil Haram. Kalau pun pada hari tersebut terganggu awan, plus minus 2 hari dari tanggal tersebut dan plus minus 5 menit dari waktu tersebut masih cukup akurat untuk menentukan arah kiblat karena perubahan posisi matahari relatif lambat.

Dengan berkembangnya teknologi satelit dan internet, maka kita sekarang bisa menentukan arah kiblat langsung dengan melihat citra satelit di lokasi yang kita kehendaki. Situs www.qiblalocator.com memberikan tanda garis merah yang mengarah ke arah ka’bah di Masjidil Haram. Kalau kita menggunakan laptop, cukup bentangkan layar laptop sesuah arah bangunan atau jalan di sekitar kita yang terekam pada citra satelit. Arah yang ditentukan dengan qiblalocator telah dibuktikan sama dengan hasil perhitungan menggunakan segitiga bola atau dengan bayangan matahari pada saat istimewa tersebut di atas.

Ketika implementasi dalil syar’i QS 2:144 dapat dilaksanakan secara tepat dan mudah dengan bantuan sains (ilmu falak) dan teknologi, haruskah kita mundur ke belakang sekadar ”menghadap ke arah barat”? Mestinya tidak, kecuali dalam kondisi kita tidak bisa menentukannya secara tepat. Masyarakat kita semakin cerdas. ”Arah Barat” dalam bahasa fisis-teknis mudah diartikan sekitar titik matahari terbenam, sekitar azimut 270 derajat. Kalau benar fatwa ”menghadap barat” itu dilaksanakan, berarti fatwa menuntun orang untuk menghadap ke arah Afrika. Dengan pengetahuan geografi sederhana pun, orang mudah melihat arah Barat Indonesia mengarah ke Afrika. Bukankah itu justru mengingkari QS 2:144 yang memerintahkan menghadap ke arah Masjidil Haram di Mekkah?

Mengarah ke titik Ka’bah atau Masjidil Haram kini bukan lagi masalah dengan bantuan ilmu falak dan teknologi. Apakah kalau menghadap ke titik Ka’bah berarti shaf kita melengkung? Ibarat kita membuat lingkaran, di dekat titik pusatnya garis lingkaran tersebut sangat melengkung. Itulah yang terjadi pada garis shaf di dalam lingkungan Masjidil Haram. Semakin jauh dari titik pusat lingkaran, garis lingkaran tampak semakin lurus, nyaris tidak dikenali lagi bentuk lengkungnya. Demikianlah garis shaf di tempat-tempat yang jauh dari Mekkah.

Kita sering terbawa pada kerumitan matematis (yang sebenarnya tidak perlu) ketika menginginkan akurasi tinggi dalam penentuan arah kiblat. Kesalahan satu derajat di Indonesia (yang berjarak sekitar 8000 km untuk Jawa Barat) bisa menyebabkan penyimpangan besar di Mekkah (sekitar 140 km pada jarak tersebut). Hal serupa bisa kita balikkan. Kalau di Indonesia ada shaf sangat panjang sepanjang 140 km (sekitar jarak Jakarta-Bandung), untuk menghadap ke titik ka’bah arahnya akan sama dengan deretan orang memanjang ke belakang sampai jarak 40 meter dari ka’bah, dengan sudut hanya sekitar 1 derajat. Jadi jangan membayangkan bila menghadap ke titik Ka’bah atau masjidil haram seolah garis shaf akan melengkung.

Gunakan aplikasi berikut untuk menentukan arah kiblat secara online :



Redaktur: irf
Reporter: T Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN, Anggo

ALBERT EINSTEIN 1879-1955

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah

oleh Michael H. Hart

Albert Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20. Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori "relativitas"-nya. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan satu sama lain: teori khusus "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori umum "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan hukum gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya tentang soal relativitas khusus ada disinggung sedikit. Pepatah bilang, "semuanya adalah relatif." Teori Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris menjemukan itu

Yang dimaksudkannya adalah suatu pendapat matematik yang pasti tentang kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif terhadap waktu dan ruang tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang absolut. Contoh berikut ini dapat menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa tegasnya dia merombak pendapat kita tentang ruang dan waktu.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang angkasa --sebutlah namanya X--meluncur laju menjauhi bumi dengan kecepatan 100.000 kilometer per detik. Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang berada di pesawat ruang angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan. Sementara itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju pada arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan yang berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat ruang angkasa Y, mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi bumi pada kecepatan 180.000 kilometer per detik. Pengamat di atas pesawat ruang angkasa Y akan berkesimpulan serupa.

Nah, karena kedua pesawat ruang angkasa itu melaju pada arah yang bersamaan, akan tampak bahwa beda kecepatan antara kedua pesawat itu 80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih cepat tak bisa tidak akan bergerak menjauhi pesawat yang lebih lambat pada kadar kecepatan ini.

Tetapi, teori Einstein memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari kedua pesawat ruang angkasa, mereka akan bersepakat bahwa jarak antara keduanya bertambah pada tingkat ukuran 100.000 kilometer per detik, bukannya 80.000 kilometer per detik.

Kelihatannya hal ini mustahil. Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga jangan-jangan ada perincian yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak! Hasil ini tidak ada hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong mereka.

Tak ada keliru pengamatan. Walhasil, tak ada apa pun yang kurang, alat rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak mengecoh. Menurut Einstein, hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi semata-mata sebagai akibat dari sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah bisa diperhitungkan lewat rumus ihwal komposisi kecepatannya.

Tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi "teori relativitas" bagaikan menjauhi hipotesa "menara gading," seolah-olah teori itu tak punya arti penting samasekali. Tak seorang pun --tentu saja tidak-- membuat kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu kesimpulan "teori relativitas" Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2. E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000 kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.

Orang karuan saja tak bakal bisa membikin sebuah bom atom atau pusat tenaga nuklir semata-mata berpegang pada rumus E = mc2. Haruslah dikaji pula dalam-dalam, banyak orang memainkan peranan penting dalam proses pembangkitan energi atom. Namun, bagaimanapun juga, sumbangan pikiran Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada yang cekcok dalam soal ini. Lebih jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya yang menulis surat kepada Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan terbukanya kemungkinan membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti penting bagi Amerika Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum didahului Jerman. Gagasan itulah kemudian mewujudkan "Proyek Manhattan" yang akhirnya bisa menciptakan bom atom pertama.

"Teori relativitas khusus" mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi dalam satu segi semua sepakat, teori itu merupakan pemikiran yang paling meragukan yang pernah dirumuskan manusia. Tetapi, tiap orang ternyata terkecoh karena "teori relativitas umum" Einstein merupakan titik tolak pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah lantaran kekuatan fisik dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk lengkung angkasa luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!

Bagaimana bisa orang mengukur bentuk lengkung ruang angkasa?

Einstein bukan sekedar mengembangkan secara teoritis, melainkan dituangkannya ke dalam rumusan matematik yang jernih dan jelas sehingga orang bisa melakukan ramalan yang nyata dan hipotesanya bisa diuji. Pengamatan berikutnya --dan ini yang paling cemerlang karena dilakukan tatkala gerhana matahari total-- telah berulang kali diyakini kebenarannya karena bersamaan benar dengan apa yang dikatakan Einstein.

Teori umum tentang relativitas berdiri terpisah dalam beberapa hal dengan semua hukum-hukum ilmiah. Pertama, Einstein merumuskan teorinya tidak atas dasar percobaan-percobaan, melainkan atas dasar-dasar kehalusan simetri dan matematik. Pendeknya berpijak diatas dasar rasional seperti lazimnya kebiasaan para filosof Yunani dan para cendekiawan abad tengah perbuat. Ini berarti, Einstein berbeda cara dengan metode ilmuwan modern yang berpandangan empiris. Tetapi, bedanya ada juga: pemikir Yunani dalam hal pendambaan keindahan dan simetri tak pernah berhasil mengelola dan menemukan teori yang mekanik yang mampu bertahan menghadapi percobaan pengujian yang rumit-rumit, sedangkan Einstein dapat bertahan dengan sukses terhadap tiap-tiap percobaan. Salah satu hasil dari pendekatan Einstein adalah bahwa teori umum relativitasnya dianggap suatu yang amat indah, bergaya, teguh dan secara intelektual memuaskan semua teori ilmiah.

Teori relativitas umum juga dalam beberapa hal berdiri secara terpisah. Kebanyakan hukum-hukum ilmiah lain hanya kira-kira saja berlaku. Ada yang kena dalam banyak hal, tetapi tidak semua. Sedangkan mengenai teori umum relativitas, sepanjang pengetahuan, sepenuhnya diterima tanpa kecuali. Tak ada keadaan yang tak diketahui, baik dalam kaitan teoritis atau percobaan praktek yang menunjukkan bahwa ramalan-ramalan teori umum relativitas hanya berlaku secara kira-kira. Bisa saja percobaan-percobaan di masa depan merusak nama baik hasil sempurna yang pernah dicapai oleh sesuatu teori, tetapi sepanjang menyangkut teori umum relativitas, jelas tetap merupakan pendekatan yang paling diandalkan bagi setiap ilmuwan dalam usahanya menuju kebenaran terakhir.

Meskipun Einstein teramat terkenal dengan "teori relativitas"-nya, keberhasilan karyanya di bidang ilmiah lain juga membuatnya tersohor selaku ilmuwan dalam setiap segi. Nyatanya, Einstein peroleh Hadiah Nobel untuk bidang fisika terutama lantaran buah pikiran tertulisnya membeberkan efek-efek foto elektrik, sebuah fenomena penting yang sebelumnya merupakan teka-teki para cerdik pandai. Dalam karya tulisan ilmiah itu Einstein membuktikan eksistensi photon, atau partikel cahaya.

Anggapan lama lewat percobaan yang tersendat-sendat mengatakan bahwa cahaya itu terdiri dari gelombang elektro magnit, dan gelombang serta partikel merupakan konsep yang berlawanan. Sedangkan hipotesa Einstein menunjukkan suatu perbedaan yang radikal dan amat bertentangan dengan teori-teori klasik. Bukan saja hukum foto elektriknya terbukti punya arti penting dalam penggunaan, tetapi hipotesanya tentang photon punya pengaruh besar dalam perkembangan teori kuantum (hipotesa bahwa dalam radiasi, energi elektron dikeluarkan tidak kontinyu melainkan dalam jumlah tertentu) yang saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari teori itu.

Dalam hal menilai arti penting Einstein, suatu perbandingan dengan Isaac Newton merupakan hal menyolok. Teori Newton pada dasarnya mudah dipahami, dan kegeniusannya sudah tampak pada awal mula perkembangan. Sedangkan "teori relativitas" Einstein teramat sulit dipahami biarpun lewat penjelasan yang cermat dan hati-hati. Lebih-Lebih rumit lagi jika mengikhtisarkan aslinya! Tatkala beberapa gagasan Newton mengalami benturan dengan gagasan ilmiah pada jamannya, teorinya tak pernah tampak luntur atau goyah dengan pendiriannya. Sebaliknya, "teori relativitas" penuh dengan hal yang saling bertentangan. Ini merupakan bagian dari kegeniusan Einstein bahwa pada saat permulaan, ketika gagasannya masih merupakan hipotesa yang belum diuji yang dikemukakannya selaku orang muda belasan tahun yang samasekali tidak dikenal, dia tak pernah membiarkan kontradiksi yang nyata-nyata ada ini dan mencampakkan teorinya. Sebaliknya malahan dia dengan sangat cermat dan hati-hati merenungkan terus hingga ia mampu menunjukkan bahwa kontradiksi ini hanya pada lahirnya saja sedangkan sebenarnya tiap masalah selalu tersedia untuk memecahkan kontradiksi itu dengan cara yang halus namun cerdik dan tegas.

Kini, kita anggap teori Einstein itu pada dasarnya lebih "correct" ketimbang teori Newton. Jika begitu halnya kenapa Einstein ditempatkan Lebih bawah dalam daftar tingkat urutan buku ini?

Alasannya tersedia. Pertama, teori-teori Newtonlah yang merupakan peletak dasar dan batu pertama ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Tanpa karya Newton, kita tidak akan menyaksikan teknologi modern sekarang ini. Bukannya Einstein.

Ada lagi faktor yang menyebabkan mengapa kedudukan Einstein dalam urutan seperti yang pembaca saksikan. Dalam banyak hal, perkembangan suatu ide melibatkan sumbangan pikiran banyak orang. Ini jelas sekali misalnya dalam ihwal sejarah sosialisme, atau dalam pengembangan teori listrik dan magnit. Meskipun Einstein tidak 100% merumuskan "teori relativitas" dengan otaknya sendiri, yang sudah pasti sebagian terbesar memang sahamnya. Adalah adil mengatakan bahwa ditilik dari perbandingan arti penting ide-ide lain, teori-teori relativitas terutama berasal dari kreasi seorang, si genius dan si jempolan, Einstein.

Einstein lahir tahun 1879, di kota Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan tinggi di Swiss dan menjadi warganegara Swiss tahun 1900. Di tahun 1905 dia mendapat gelar Doktor dari Universitas Zurich tetapi (anehnya) tak bisa meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun itu pula dia menerbitkan kertas kerja perihal "relatif khusus," perihal efek foto elektrik, dan tentang teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja kertas-kertas kerja ini, terutama yang menyangkut relativitas, telah mengangkatnya menjadi salah seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal di dunia. Teori-teorinya sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali Darwin yang pernah menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat itu, di tahun 1913 dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada saat berbarengan menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak mengikatnya untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu melakukan penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka.

Pemerintah Jerman tidak menyesal menyiram Einstein dengan sebarisan panjang kedudukan yang istimewa itu karena persis dua tahun kemudian Einstein berhasil merumuskan "teori umum relativitas," dan tahun 1921 dia memperoleh Hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari kehidupannya, Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan dialah ilmuwan yang masyhur yang pernah lahir ke dunia.

Karena Einstein seorang Yahudi, kehidupannya di Jerman menjadi tak aman begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun 1933 dia hijrah ke Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi dan di tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat. Perkawinan pertama Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang kedua tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.

Einstein senantiasa tertarik pada ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering mengemukakan pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan pelawan teguh terhadap sistem politik tirani, seorang pendukung gigih gerakan Pacifis, dan seorang penyokong teguh Zionisme. Dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia tampak seorang yang individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola. Tulisan pada nisan makam Newton yang berbunyi: "Bersukarialah para arwah karena hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!" sebetulnya lebih kena untuk Einstein.

Evolusi: Doktrin Ateis Berkedok Sains

Catatan Fosil Membantah Evolusi
HARUN YAHYA

Segala sesuatu sekecil apapun di alam ini memperlihatkan adanya penciptaan yang luar biasa. Akan tetapi paham materialisme yang diwakili oleh Darwinisme, yakni teori evolusi, telah bersembunyi di balik kedok sains untuk menolak fakta penciptaan di alam. Teori yang mengatakan bahwa kehidupan berasal dari materi tak hidup melalui serangkaian peristiwa kebetulan ini sebenarnya telah diluluhlantakkan dengan pengakuan bahwa alam ini diciptakan oleh Allah. Seorang astrofisikawan Amerika, Hugh Ross mengatakan hal ini:
"Atheisme, Darwinisme, dan bahkan bisa dikatakan semua "isme-isme" yang lahir dari filsafat-filsafat abad ke-18 hingga abad ke-20 dibangun di atas sebuah asumsi, yakni asumsi yang salah, bahwa jagat raya adalah kekal dan tak hingga. Keganjilan ini telah menempatkan kita berhadap-hadapan dengan sebab - atau penyebab - di luar/di balik/di hadapan alam semesta dan segala isinya, termasuk kehidupan itu sendiri."
Kendatipun doktrin evolusi telah ada sejak jaman Yunani kuno, teori evolusi dikemukakan secara lebih mendalam di abad 19. Yang menjadikan teori tersebut sebagai bahasan terpenting dalam dunia ilmiah adalah kemunculan buku "The Origin of Species" karya Charles Darwin di tahun 1859. Dalam buku ini, Darwin mengingkari penciptaan spesies yang berbeda-beda jenis secara terpisah oleh Allah seraya mengatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama yang kemudian berkembang menjadi spesies-spesies yang berbeda dalam kurun waktu yang lama melalui perubahan bentuk sedikit demi sedikit.
Kalau memang demikian yang terjadi, maka seharusnya pernah terdapat sangat banyak spesies peralihan selama periode perubahan yang panjang ini. Sebagai contoh, seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan-setengah reptil di masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya terdapat beberapa jenis burung-reptil dengan beberapa ciri burung di samping ciri reptil yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk-makhluk khayalan yang mereka yakini hidup di masa lalu ini sebagai bentuk "transisi"
Jika binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka seharusnya mereka muncul dalam jumlah dan variasi sampai jutaan atau milyaran. Lebih penting lagi, sisa-sisa makhluk-makhluk aneh ini seharusnya ada pada catatan fosil. Jumlah bentuk-bentuk peralihan ini pun semestinya jauh lebih besar daripada spesies binatang masa kini dan sisa-sisa mereka seharusnya diketemukan di seluruh penjuru dunia. Dalam "The Origin of Species" Darwin menjelaskan:
"Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan yang tak terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang sama…Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa lampau hanya dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan fosil."
Teori Darwin sama sekali tidak didasarkan pada penemuan ilmiah yang nyata sebagaimana yang diakuinya, jadi ini hanya sekedar "dugaan". Di samping itu, sebagaimana yang diakui Darwin dalam satu bab panjang berjudul "Difficulties of the Theory (Kesulitan-Kesulitan Teori Ini)" dalam buku "The Origin of Species" di mana ia mengatakan:
"…Jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi di manapun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya?… Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah yang tidak terhitung?… Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya."
Ini berarti bahwa: Allah tidak menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi!
Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk… (QS. Al-A'laa, 87:1-3)

Kebohongan Ilmiah
Allah swt telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, begitu pula berbagai jenis makhluk hidup yang ada di bumi, masing-masing diciptakan Allah dengan bentuknya yang khusus dan telah sempurna.
Namun, sepanjang sejarah hingga zaman ini, masih saja kita temui golongan yang menentang fakta ini. Mereka memunculkan teori tandingan yang tidak memiliki bukti ilmiah nyata. Dengan kedok sains, para ilmuwan ini bahkan berani terang-terangan berbohong dan mengingkari fakta penciptaan tiap-tiap jenis makhluk hidup secara khusus dan sempurna, termasuk manusia. Di bawah ini adalah sedikit dari sekian banyak kebohongan dan manipulasi ilmiah yang ada di dunia sains:
Manusia Piltdown: Fosil palsu!



Manusia Piltdown: Fosil palsu yang dibuat dengan menempelkan rahang Orang Utan pada tengkorak manusia. Agar tampak kuno, fosil ini dicelup dalam larutan potasium dikromat.
Pada tahun 1912, seorang dokter terkenal yang juga ahli paleoantropologi amatir, Charles Dawson, mengklaim telah menemukan tulang rahang dan fragment tengkorak di dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris. Kendatipun gigi dan tengkoraknya terlihat berasal dari manusia, akan tetapi tulang rahang tersebut lebih menyerupai kera. Spesimen ini lalu dinamakan "Manusia Piltdown". Fosil yang diduga berusia 500 ribu tahun ini dipajang di beberapa museum sebagai bukti kuat terjadinya evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, telah banyak artikel ilmiah tentang "Manusia Piltdown" ditulis, sejumlah penafsiran dan gambar dibuat, dan fosil tersebut dikemukakan sebagai bukti penting yang menunjukkan terjadinya evolusi manusia. Tidak kurang dari 500 tesis doktor mengenai subyek ini telah dihasilkan. Seorang ahli paleoantropologi asal Amerika, Henry Fairfield Osborn, ketika berkunjung ke British Museum di tahun 1935 berkomentar: "…kita harus selalu diingatkan bahwa alam dipenuhi keanehan, dan ini adalah sebuah temuan yang mengejutkan tentang manusia prasejarah…"
Pada tahun 1949, Kenneth Oakley dari departemen paleontologi British Museum mencoba melakukan "pengujian fluorin", metode baru yang digunakan untuk menentukan umur fosil-fosil kuno. Setelah pengujian fluorin dilakukan pada fosil manusia Piltdown, hasilnya sungguh mengejutkan. Ternyata tulang rahang Manusia Piltdown tidak mengandung fluorin. Ini berarti tulang rahang tersebut terkubur kurang dari beberapa tahun yang lalu. Sedangkan tengkoraknya yang hanya mengandung fluorin dalam kadar rendah menunjukkan bahwa umurnya hanya beberapa ribu tahun.
Penemuan selanjutnya mengungkapkan bahwa gigi pada tulang rahang berasal dari orang utan yang direkayasa agar tampak usang, dan bahwa peralatan-peralatan "primitif" yang ditemukan bersama fosil tersebut hanyalah imitasi sederhana yang telah diasah dengan menggunakan peralatan baja. Berdasarkan hasil penelitian terperinci yang dilakukan oleh Weiner, pemalsuan ini kemudian diumumkan tahun 1953. Tengkorak tersebut ternyata milik manusia yang hanya berusia 500 tahun, sedangkan tulang rahang pada fosil tersebut ternyata milik kera yang baru saja mati! Kemudian gigi-gigi pada fosil telah disusun berderet dan ditempatkan pada rahangnya secara khusus, dan sendinya dirancang menyerupai sendi manusia. Lalu semua bagian diwarnai dengan potasium dikromat agar tampak kuno. Warna ini memudar ketika fosil palsu tersebut dicelup dalam larutan asam. Le Gros Clark, anggota tim yang membongkar skandal penipuan ini, tidak mampu menyembunyikan rasa kagetnya atas kejadian tersebut dan berkomentar: "bukti-bukti abrasi tiruan dengan segera tampak di depan mata. Begitu gamblangnya sampai-sampai patut dipertanyakan bagaimana hal ini sampai bisa lolos dari pengamatan sebelumnya?"
Setelah skandal ini terbongkar, fosil "Manusia Piltdown" dengan segera disingkirkan dari British Museum setelah lebih dari 40 tahun dipajang.
Manusia Nebraska: Gigi Babi!



Lukisan di atas dibuat hanya berdasarkan fosil satu gigi dan diterbitkan di majalah Illustrated London News edisi 24 Juli 1922. Akan tetapi, kaum evolusionis sangat kecewa ketika terungkap bahwa gigi ini ternyata bukan milik makhkluk mirip kera atau manusia, tetapi berasal dari spesies babi yang telah punah.
Di tahun 1922, Henry Fairfield Osborn, manajer American Museum of Natural History, mengumumkan telah menemukan sebuah fosil gigi geraham yang berasal dari periode Pliosin, di Nebraska Barat dekat Snake Brook. Gigi ini dinyatakan memiliki ciri gigi manusia dan gigi kera. Argumentasi ilmiah yang seru pun terjadi. Sebagian orang menafsirkan gigi ini berasal dari Pithecanthropus erectus, sedangkan sebagian yang lain menyatakan gigi tersebut lebih mirip gigi manusia. Selain diberi nama "Manusia Nebraska", fosil yang memunculkan polemik sengit ini diberi "nama ilmiah": Hesperopithecus haroldcooki.
Banyak ahli yang memberikan dukungan kepada Osborn. Berdasarkan satu gigi ini, rekonstruksi kepala dan tubuh Manusia Nebraska pun digambar. Lebih jauh, Manusia Nebraska bahkan dilukis bersama dengan istri dan anak-anaknya sebagai sebuah keluarga dengan latar belakang pemandangan alam.
Semua skenario ini dibangun berdasarkan atas fosil satu gigi saja. Evolusionis (golongan yang mempercayai teori evolusi) begitu meyakini keberadaan "manusia bayangan" ini, hingga ketika seorang peneliti bernama William Bryan menolak penafsiran yang menyimpang ini, ia dikritik dengan pedas.
Di tahun 1927, bagian lain dari kerangkanya diketemukan. Berdasarkan serpihan tulang ini, gigi tersebut ternyata bukan berasal dari kera ataupun manusia, akan tetapi milik spesies babi liar Amerika yang telah punah bernama prosthennops. William Gregory memberi judul artikelnya yang dimuat majalah Science dengan: "Hesperopithecus: Apparently Not An Ape Nor A Man (Hesperopithecus: Ternyata Bukan Kera Ataupun Manusia)". Dalam tulisan tersebut ia mengumumkan kekeliruan ini. Segera setelah kejadian itu, semua gambar Hesperopithecus haroldcooki dan "keluarganya" segera dihapus dari literatur evolusi.
Ota Benga: Bunuh Diri Karena Merana



OTA BENGA:
"Orang Pigmi di Kebun Binatang"
Setelah Darwin mengklaim bahwa manusia berevolusi dari makhluk hidup mirip kera dalam bukunya The Descent of Man, ia lalu mulai mencari fosil-fosil yang mendukung argumentasinya. Sejumlah evolusionis bahkan percaya bahwa makhluk "separo manusia-separo kera" tidak hanya ditemukan dalam bentuk fosil, tetapi juga dalam keadaan masih hidup di berbagai tempat di bumi. Di awal abad 20, pencarian "mata rantai transisi yang masih hidup" ini menghasilkan sejumlah peristiwa yang mengenaskan, dan yang paling tidak berperikemanusiaan di antaranya adalah yang menimpa seorang Pigmi (suku di Afrika Tengah dengan tinggi badan rata-rata kurang dari 127 cm) bernama Ota Benga.

Ota Benga ditangkap di tahun 1904 oleh seorang peneliti evolusionis di Kongo, Afrika. Dalam bahasanya, Ota Benga berarti "teman". Ia memiliki seorang istri dan dua anak. Dengan dirantai dan ditempatkan dalam kurungan, ia dibawa ke Amerika Serikat. Di sana para ilmuwan evolusionis memamerkannya di hadapan khalayak ramai pada Pekan Raya Dunia di St. Louis bersama spesies kera lain dan memperkenalkannya sebagai "mata rantai transisi terdekat dengan manusia". Dua tahun kemudian, ia dibawa ke Kebun Binatang Bronx di New York di mana ia dipamerkan dalam kelompok "nenek moyang manusia" bersama beberapa sipanse, gorila bernama Dinah, dan orang utan bernama Dohung. Dr. William T. Hornaday, seorang evolusionis direktur kebun binatang tersebut memberikan sambutan panjang lebar tentang betapa bangganya ia mempunyai "bentuk transisi" yang luar biasa tersebut di kebun binatangnya dan memperlakukan Ota Benga dalam kandang bak seekor binatang. Setelah tidak tahan dengan perlakuan ini, Ota Benga akhirnya bunuh diri.
Sumber:

1. Harun Yahya: Before You Regret, Al-Attique Publishers Inc. Canada, 2001, hal.: 62-64.
2. Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi, Dzikra Bandung, 2001, hal.: 20-30.

Sekolah Ideal untuk Anakku

REPUBLIKA.CO.ID--Sungguh tidak mudah mencari sekolah di jaman sekarang dimana kondisi ibu yang berpendidikan, ayah yang penuh harapan dan terlalu sayang dengan anak. Demikianlah gambaranku terhadap ayah dan ibu yang mondar-mandir mencari sekolah disana-sini, berkali kali membolak-balik koran, membaca brosur dan bertanya-tanya kepada kawan serta kerabat mengenai sekolah mana yang terbaik untuk anaknya.

Telinga pun dipasang lebar-lebar sampai akhirnya didapatkan juga beberapa buah sekolah yang direferensikan oleh kawan-kawannya. Ada sekolah dekat jalan X, muridnya sedikit lalu gurunya islami namun jangan kaget bila fasiltasnya sangat sederhana, yang punya sih orangnya cerdas dan konsepnya bagus namun biayanya agak mahal sedikit, tapi okelah daripada anak harus sekolah dan les lagi sepulang sekolah, karena sekolahnya full day dari pagi hingga petang hari sehingga cocoklah untuk orang tua yang sibuk bekerja. Selain itu ada juga tawaran di dekat rumah, muridnya juga sedikit, gurunya sudah tua-tua namun agak konvensional dan kurang ceria mungkin dikarenakan gurunya sudah tua, tapi bila sekolah disana, anak tidak usah jauh-jauh meninggalkan rumah sehingga kalau pergi dan pulang sekolah bias jalan kaki, menghemat biaya.

Akh, mencari sekolah yang ideal mungkin sudah dilakukan sampai kemana-mana, namun sebetulnya yang kita cari adalah sekolah buatan kita, agar anak kita menjadi pandai atau sekolah yang memuaskan keinginan orang tua. Bagi saya pribadi, sekolah yang ideal tidak ada, karena semua harapan adalah cita-cita kita para orang tua, dan setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sekarang tinggal bagaimana kita melihat apakah sekolah itu yang kita inginkan dan yang kita butuhkan sehingga sekolah itu mampu menjadi sekolah yang ideal bagi anak kita.

Cuma, pendapat penting tentang sebuah sekolah yaitu sebuah sekolah harus dapat membantu kita orang tua dalam mendidik anak kita. Sekolah yang utama sebetulnya adalah di rumah dengan ayah sebagai kepala sekolah dan ibu sebagai walikelasnya serta mbok Inem (pembantu rumah tangga/khadimat/assisten rumah tangga) sebagai assistennya.

Minggu, 01 Mei 2011

Menyiapkan Generasi Masa Depan

Oleh Yadi Fathurohman, S.Pd.

Don Tapscott, seorang peneliti dan penulis asal Kanada menyatakan, kita adalah generasi pertama yang dikepung oleh media digital, "Kita telah memasuki fajar era jaringan kecerdasan."

ERA jaringan kecerdasan dimaksud adalah sebuah era yang melahirkan ekonomi baru, politik baru, dan masyarakat baru. Zaman terus berubah, teknologi juga semakin cepat mengalami perubahan terus-menerus. Zaman yang akan dialami oleh anak cucu dan siswa didik kita akan berubah empat kali lipat lebih cepat daripada "sekolah-sekolah" kita saat ini.

Menurut para ahli, dua per tiga pekerjaan yang ada pada tahun 2020 saat ini belum ditemukan. Artinya, dua pertiga kemampuan yang harus dikuasai peserta didik saat ini belum ada bahan pembelajarannya.

Kenyataannya, pada saat ini begitu banyak mata pelajaran yang harus diserap, sedangkan kapasitas terbatas. Yang dikhawatirkan adalah, pelajaran yang dapat dicerna siswa lebih sedikit daripada bahan pelajaran itu sendiri.

Pendidikan formal saat ini berlangsung sampai seseorang berusia kurang lebih dua puluh tahun, hampir sepertiga rentang usia. Namun, apa yang terjadi setelah seseorang meninggalkan bangku sekolah? Itulah pertanyaan yang harus dijawab oleh pendidik yang akan mencetak generasi masa depan.

Untuk menghadapi dan menjawab tantangan ini, hendaknya guru memberikan kemampuan kepada siswa berupa:
1. Kemampuan dalam suatu disiplin ilmu. Hendaknya pendidik mengenali tipe kecerdasan yang dimiliki setiap siswanya, kemudian mengembangkan kecerdasan itu. Setelah itu, siswa didik diarahkan agar memiliki kemampuan pada satu disiplin ilmu sesuai dengan kecerdasan yang ia miliki.

2. Kemampuan menyintesiskan informasi. Pemberian tugas mata pelajaran dengan menggunakan bantuan teknologi informasi. Sebagai contoh memberikan tugas dengan mencari bahan di internet (tentunya dengan pengawasan dari guru dan orang tua siswa). Hal ini dilakukan dengan maksud agar siswa dapat mendesain dan berpikir teknis secara mandiri.


3. Kemampuan menjawab tantangan. Lapangan kerja yang ada pada masa depan mungkin akan jauh berbeda dengan masa sekarang. Oleh kerena itu, siswa harus siap menghadapi masa depan yang tidak bisa kita bayangkan dan kita bandingkan dengan saat ini.

Seperti halnya kita melatih siswa untuk mengikuti olimpiade dari cabang yang tidak kita ketahui.


Teknologi bukan alat untuk mengurangi pekerjaan, tetapi alat untuk mempermudah suatu pekerjaan. Dengan adanya teknologi, tugas dan tanggung jawab guru bukan semakin berkurang, tetapi mungkin semakin berat.

Oleh karena itu, yang harus dipersiapkan oleh para guru sebagai agen perubahan yang akan mencetak generasi-generasi masa depan adalah (1) Guru harus memiliki visi jauh ke depan, (2) Guru harus menjadi pembelajar sejati, (3) Mengikuti perkembangan dalam bidang yang diajarkannya, (4) Melakukan perbaikan terus-menerus, (5) Memotivasi diri untuk memberikan yang terbaik kepada siswa.

Guru sebagai jenderal di kelas hendaknya memiliki pandangan jauh ke depan yang dijabarkan dalam bentuk perencanaan. Siapkah kita menghadapi masa depan? Adakah rencana untuk menjawab tantangan masa depan?

Kita menyadari bahwa perubahan zaman akan selalu diiringi oleh hal positif dan negatif . Beberapa hal di atas semoga bermanfaat dan kita semakin bijak dalam menyikapi teknologi serta mampu menjawab problematika masa depan.***

Penulis, guru MTs. Al-Mukhtariyah Rajamandala
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=133079

Menyoroti Problematika Pendidikan Karakter

Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter juga diharapkan mampu menjadi fondasi utama dalam menyukseskan Indonesia Emas 2025.

Ilustrasi



Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Salah satu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam undang-undang tersebut adalah membentuk manusia yang berkarakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

Lalu apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia saat ini? Guru sebagai ujung tombak lagi-lagi menjadi sorotan dan dituduh sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Ada pihak yang menuding bahwa lulusan pendidikan selama ini banyak melahirkan manusia yang belum dewasa. Pejabat yang melakukan korupsi, mementingkan diri sendiri merupakan contoh dari kegagalan pendidikan.

Permasalahan degradasi karakter sutu bangsa, khususnya di Indonesia, memang bukan hanya tanggung jawab guru sebagai pendidik, tetapi suatu sistem yang saling barkaitan.

Memang permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter sangat luas dan kompleks, serta tidak bisa menyalahkan individu atau kelompok tertentu saja, khususnya guru sebagai ujung tombak.

Kalau kita perhatikan, dari total waktu dalam 24 jam sehari, pendidikan di sekolah berlangsung kurang lebih hanya 8 jam. Di luar itu, yang lebih dominan adalah rumah atau keluarga dan lingkungannya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat menyintesiskan pembelajaran dan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dengan kegiatan di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran nilai-nilai karakter dapat menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat, tidak hanya pada tataran kognitif.

Pendidkan karakter di sekolah-sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkat pengenalan norma atau nilai-nilai, belum menyentuh tingkat internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peranan orang tua atau wali siswa sebagai pengawas dan penanggung jawab siswa di luar jam sekolah tidak bisa dilepaskan dari tugas manusia secara umum.

Dalam hal ini guru hendaknya menjalin komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab terhadap siswa di luar jam sekolah, yaitu orang tua atau wali siswa dan pembina ekstrakurikuler. Diharapkan dengan hal itu guru dapat menyikapi dan menyerap informasi mengenai siswa pada saat ia berada di luar jam sekolah. ***

Penulis, guru bahasa dan sastra Indonesia
MTs. Al-Mukhtariyah, Rajamandala, Cipatat, Kab. Bandung Barat

Fenomena Facebook di Dunia Pendidikan Kita

Dimuat dalam Harian Umum Priangan, 10 Februari 2010

“Buru… buka facebook, add urang!” ungkapan tersebut sering saya dengar dari ‘harewos’ para siswa ketika memulai kelas praktikum TIK di lab komputer tiap minggunya. Meski mencoba melarang, tapi ternyata sulit untuk membendung keinginan mereka untuk membuka situs jejaring sosial tersebut, biarlah.. yang penting mereka menggunakannya dengan wajar bukan?.

Pada dasarnya bukan hal yang perlu ditakutkan jika siswa sudah mulai keranjingan dengan sebuah teknologi terkini semisal facebook, karena ini merupakan suatu konsekuensi yang harus kita terima dari perkembangan teknologi, seperti ungkapan dari Dr. Wawan Setiawan, M.Kom (Pembantu Dekan II FPMIPA UPI)“ Teknologi itu adalah konsekuensi yang harus diterima oleh semua orang, teknologi bukan lagi sebagai pilihan!”. Artinya kehadiran teknologi tidak bisa ditolak oleh siapapun, karena perkembangannya sungguh sangat kuat dan cepat mempengaruhi segala aspek kehidupan. Maka, jika kita menempatkannya sebagai sebuah pilihan (menggunakan atau tidak menggunakan), kita justru akan tergerus oleh pilihan kita sendiri.

Seperti kita ketahui bersama, facebook merupakan situs jejaring sosial terpopuler di dunia saat ini, bahkan di Indonesia situs ini merupakan situs paling banyak dikunjungi dan satu-satunya yang mampu mengalahkan google yang selama ini selalu memimpin (sumber: Alexa.Com). Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh banyak faktor pendorong seperti kelengkapan fitur yang dimilikinya dan kesederhanaan antarmuka/interface situs yang mudah digunakan oleh pengguna awam sekalipun.

Di wilayah Priangan Timur, meski saya belum mendapatkan angka persis tentang jumlah pengguna facebook, tetapi saya cukup yakin jika di wilayah Priatim pengguna facebook tidak kalah banyaknya, terbukti dengan ramainya berbagai group dan page yang memiliki kata kunci “Tasikmalaya”, “Garut”, “Ciamis”, dan sebagainya. Dari segi umur, kebanyakan yang bergabung dalam group-group tersebut adalah usia-usia remaja.

Dalam dunia pendidikan, semestinya fenomena “facebook booming” ini bisa menjadi suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para penggerak roda pendidikan utamanya guru, kenapa? Karena apabila kita sebagai guru jeli memanfaatkan media ini, selain dapat digunakan untuk pelengkap pembelajaran di kelas juga dapat pula digunakan untuk hal-hal lain, seperti pengawasan pergaulan siswa di luar lingkungan sekolah dan kelas. Namun masalahnya, saat ini sudah berapa banyak guru yang sadar akan hal ini?

Pada dasarnya siswa dalam usia remaja dengan hadirnya media facebook menjadi lebih ekspresif, dengan bebas membuat status, upload foto dan berbagi catatan membuat mereka merasa “semakin ada”. Remaja selalu terpacu untuk melakukan hal-hal yang baru bagi mereka, dengan hadirnya facebook remaja cenderung penasaran untuk melihat profil orang-orang yang dikenalinya, melihat foto-foto dan mengomentari status, dan kadang tidak segan untuk wall-to-wall dengan gurunya, padahal di lapangan mereka enggan untuk berbicara langsung dengan gurunya tersebut. Guru yang cerdas dapat memanfaatkan hal ini, secara tidak langsung apabila guru mau melakukannya, guru bisa ‘menyentuh’ siswa lebih personal, dan apabila sudah berhasil saya yakin guru dapat menjadi pengarah sekaligus pengawas yang baik bagi para siswa, di sekolah maupun di luar sekolah.

Dalam pengamatan saya, fitur-fitur facebook banyak yang dapat dioptimalkan oleh para pendidik, seperti fitur foto tagging misalnya, guru yang bisa merangkul siswanya melalui facebook bisa saja melakukan penjelasan materi pelajaran dengan sebuah foto. Siswa-siswa di-‘tag’ oleh gurunya dan kemudian diminta untuk berkomentar terhadap foto tersebut, dan guru akan bisa mengambil peranan sebagai fasilitator yang baik di sana. Contoh lain, di facebook ternyata telah ada sebuah aplikasi buatan orang Indonesia bernama “Teman Belajar” (http://apps.facebook.com/temanbelajar/) yang bisa saja dimanfaatkan oleh guru-guru dan siswa-siswa untuk melakukan semacam pembelajaran jarak jauh yang bersifat kolaboratif.


Guru Jangan Mau Gaptek!

“Ah.. Bapak mah teu gaul..!!”,ungkapan itu mungkin pernah kita dengar dari para siswa kita, tentu kita tidak bisa marah karena memang iya, rata-rata guru kita belum “gaul” menurut pandangan mereka para siswa. Salah satu ukuran “gaul” para siswa adalah menyangkut penggunaan teknologi, termasuk di dalamnya facebook. Saya mengajak para guru untuk tidak gaptek (gagap teknologi), karena sekali lagi, bahwa teknologi itu merupakan suatu konsekuensi perkembangan zaman.

Mungkin beberapa saran di bawah ini bisa dilaksanakan oleh kita para guru yang berkeinginan untuk “melek teknologi” :
  • Mulailah memiliki akun facebook, jika kesulitan bertanya ke siswa bukan pilihan yang buruk bukan?
  • Bertahaplah menambahkan jaringan khususnya dengan para siswa kita sendiri, add satu persatu atau minta mereka untuk meng-add kita
  • Kenali dan manfaatkan fitur-fitur facebook dengan cerdas, yang penting dapat menyentuh siswa-siswa kita dengan lebih personal
  • Aktiflah di group atau aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran (elearning).

Kesimpulan

Di tengah isu profesionalisme guru saat ini, dimana guru dituntut untuk mampu memberikan pembinaan optimal terhadap siswa-siswanya, tentunya salah satu indikatornya adalah hubungan antara guru dan siswa yang harmonis, guru sebagai pamong. Kehadiran facebook sebagai sebuah konsekuensi perkembangan teknologi sepatutnya dapat menjadi suatu momentum berharga bagi para guru profesional untuk meningkatkan kualitasnya, dengan merangkul siswa lebih personal.

Mari menjadi guru profesional!

Penulis :

Asep Sufyan Tsauri

Guru TIK MTs. Mu’awanah Cisayong & Staff Lab Pendidikan TIK, Ilmu Komputer UPI Bandung